argomino adalah sebuah keunikan dunia perikanan”

9/16/2008

Penanganan Pasca Panen Ikan Gurami

Penanganan Pasca panen merupakan tahap terakhir dari rangkaian budidaya gurami. Penanganan pasca panen berhubungan dengan teknik menjual gurami dalam kondisi hidup, segar dan sehat. Dengan sendirinya, juga berhubungan dengan pelayanan pasar dan tingkat kelayakan harga.
Untuk mencapai kualitas gurami yang layak jual, ada dua aspek penting dalam pasca panen yang harus diperhatikan yakni mencegah dan menghilangkan bau lumpur serta cara pengangkutan yang benar.

Mencegah bau lumpur

Bau lumpur pada gurami lebih banyak disebabkan oleh air yang terkontaminasi senyawa geosmin yang dihasilkan oleh bangkai plankton dan bakteri. Senyawa tersebut mampu masuk dan terserap ke dalam sel daging gurami.
Pencegahan bau lumpur bisa dilakukan dengan cara mengendalikan pertumbuhan plankton. Caranya sebagai berikut :
1 Kurangi intensitas matahari dengan cara menaungi sebagian permukaan air kolam
2 Seimbangkan pemupukan Nitrogen dan Phospohor
3 Berikan pakan secara tepat atau mengurangi ransum pakan harian, supaya tidak terjadi penumpukan sisa pakan di dasar kolam.
4 Apabila perlu penambahan ketinggian air, alirkan air yang jernih.

Menghilangkan Bau Lumpur

1 Pemberaan merupakan alternatif untuk menghilangkan bau lumpur pada gurami usia konsumsi. Langkah yang dilakukan adalah memelihara gurami dalam air tawar yang mengalir selama lima hari. Selama pemberaan tersebut, ikan tidak diberi makan.
2 Alternatif kedua peliharalah gurami di kolam terpal dengan kondisi air yang bersih dan lakukan penggaraman yang cukup, hentikan pemberian pakan selama 3 hari baru dipanen.
3 Alternatif ketiga dengan pengolahan hasil, pengolahan hasil yang dilakukan yakni memasak gurami menggunakan bumbu-bumbu tradisional, seperti asam, kunyit, bawang merah, dan serai.

Cara Pengangkutan
Pengangkutan gurami dibagi dalam dua macam, yakni pengangkutan benih dan pengangkutan untuk induk/konsumsi. Pengangkutan gurami induk/konsumsi memiliki lebih banyak kendala dibandingkan pengangkutan gurami benih. Jika gurami induk/konsumsi diangkut dengan kepadatan cukup tinggi, biasanya sirip dan tutup ingsangnya saling melukai. Akibatnya mengalami tingkat stres yang cukup berat dan kualitas penampilan fisiknya menjadi berkurang. Stres berat menjadi penyebab kematian gurami pada saat pengangkutan. Stres bisa disebabkan terjadinya perubahan suhu yang terlalu besar. Untuk mengatasi permasalahan ini, disarankan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1 Lakukan panen pada pagi atau sore hari. Setelah itu, puasakan gurami selama tiga hari berturut-turut agar kotorannya tidak mengotori media angkut.
2 Lakukan perjalanan pada malam hari, karena suhu udaranya lebih dingin.
3 Gunakan drum palstik volume 200 liter dengan kepadatan maksimal 20 kg ikan gurami.
4 Benih ukuran 3-5 cm dapat diangkut dengan menggunakan kantung plastik dan diberi tambahan oksigen. Caranya isi kantung plastik ukuran 5 – 10 kg dengan air sebanyak seperempat bagian, masukan benih maksimal 1500 ekor tambahkan oksigen dan tutup rapat-rapat.