Alamat:Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta. Tanah gersang, kering,dan tandus perlahan menjadi produktif. Dalam keterbatasan air kami memberdayakan diri dengan gurami. Sepertinya agak mustahil. Tapi ternyata tidak. Melalui kerja keras dan kebersamaan, serta meningkatkan silaturahmi kami menyemai diri dalam sentra gurami.
10/22/2010
ARGOMINO NEWS
TEMU LAPANG PERBENIHAN
Argomino (21/10/10) Direktorat Perbenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadakan acara Temu Lapang Perbenihan skala kecil tingkat provinsi DIY di Argomino. Kegiatan itu bertujuan untuk membekali perserta pelatihan tentang cara perbenihan ikan yang baik (CPIB). Kegiatan yang dilaksanakan sehari penuh itu diikuti antusias oleh para pembenih Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu Bpk. Ketut Sugama selaku Direktur Perbenihan mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan hasil perikanan yang dicanangkan Kemen KP, mengharapkan unit-unit perbenihan rakyat (UPR) HSRT (hatchery skala rumah tangga) meningkatkan produksi dan kualitas benihnya, yang selama ini telah mendukung 80% produk benih ikan di Indonesia, khusus DIY telah mencapai angka 90%. (Gambar: Bapak Ketut Sugama dan Bapak Dwika ketika menyampaikan materi dalam Temu Lapang)
Sementara itu Bapak Gandung H. selaku pakar perikanan dari UGM menyampaikan tentang bagaimana menyiapkan sistem perbenihan yang berkesinambungan. Juga memperingatkan bahwasanya produsen telur gurami dari Banyumas saat ini mulai mengambil kebijakan untuk melakukan penetasan telur gurami dan mendedernya sendiri sesuai dengan kebijakan/otonomi daerah. Untuk itu, disarankan perbenihan wilayah DIY harus segera mandiri. Apalagi dalam temu lapang, Direktur Perbenihan telah mengawalinya dengan menyerahkan induk gurami unggul kepada Argomino sejumlah 25 set indukan.
Pemateri lain dalam acara tersebut, Bapak Dwika Herdikiawan menyampaikan bahwa untuk mengembangkan sistem CPIB pembenih DIY harus menyediakan induk yang unggul, sistem penetasan dan pendederan tanpa antibiotik dan perlunya membangun jaringan pasar hingga mampu memenuhi kebutuhan DIY, bilamana perlu menjadi pusat perbenihan seperti halnya yang telah dicanangkan Gubernur DIY, Sultan HB X.
Disampaikan pula oleh Ibu Alfida, pembangunan perbenihan skala kecil perlu didasari oleh bentuk-bentuk mental kerjasama usaha perikanan yang penuh kejujuran, kecakapan, dan keterampilan budidaya.
Penasihat Argomino, Mbah Hardi menyampaikan sisi dapur menajemen perbenihan yang diterapkan Argomino selama ini yang memang berbeda dari Pokdakan pada umumnya.
Bagi Argomino, apa yang telah disampaikan para pemateri dalam acara temu lapang tersebut segera disikapi. Antara lain, tentang tekad Banyumas tahun 2011, perlu kita baca justru sebagai “terbukanya” peluang perbenihan Yogyakarta (Argomino) untuk melakukan penataan perbenihan yang lebih serius.
Mengenai CPIB , Argomino selama ini sangat mendukung dan telah menuju ke CPIB sesuai dengan kemampuan walaupun masih perlu melakukan beragai bpenataan lagi seperti kolam, pergundangan, dan sterilisasi hatcherynya.
Kepada jajaran Dit Perbenihan, melalui tulisan ini Argomino mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan, menjadi ajang kegiatan Temu Lapang, serta bantuan indukan gurami. Semua menjadi semangat dan tantangan kami untuk menuju sertifikasi CPIB.